Setiap orang pasti pernah mengalami putus cinta, entah itu memutuskan atau diputuskan. Bila tidak, Anda mungkin belum mengalami proses membina hubungan yang utuh. Merasakan sakit ketika diputuskan menjadi bagian dari pendewasaan diri, sehingga memberi Anda peluang untuk belajar dari kesalahan dan memperbaiki diri.
Sayangnya, banyak orang enggan melewati proses ini. Mereka berusaha keras untuk menghindari rasa sakit dengan berbagai cara. Misalnya dengan shopping, traveling ke luar negeri, makan sepuasnya, mencari pacar baru, atau bahkan mengadopsi anak. Padahal, cara-cara ini belum tentu berhasil membuat Anda menghindar dari sakit hati. Bahkan, mungkin akan terasa lebih menyakitkan. Anda ingin tahu apa saja yang membuat putus cinta lebih menyakitkan?
Terlalu cepat mendapat pacar baru
Ketika mantan pacar memperlakukan Anda dengan begitu buruk, seperti dengan mudahnya memberi label pada diri Anda, atau tak pernah memperhatikan keinginan Anda, berpisah darinya terkesan merupakan jalan terbaik. Ketika putus, Anda berniat ingin segera mencari kekasih baru supaya bisa melupakannya. Anda berhasil menemukan pria yang baik, dan menikmati setiap kencan yang Anda lakukan. Tetapi, kenapa ya, belakangan Anda jadi susah tidur dan lebih sering memikirkan si mantan? Ini bukan bagian dari rencana Anda!
Ternyata, penyebabnya karena membawa sosok pria yang baru dalam hidup Anda justru akan menekankan fakta bahwa si mantan baru saja pergi dari kehidupan Anda. Fakta bahwa Anda memaksa diri untuk melupakannya dengan berkencan bersama pria lain. Kalau Anda berhasil menemukan pria yang sempurna, mungkin tak jadi masalah. Tetapi Anda akan lebih sering berganti-ganti pasangan karena berbagai pria yang Anda jumpai ternyata masih memiliki berbagai kekurangan. Dan, semua ini Anda lakukan hanya supaya dapat mengisi kekosongan hati atau pikiran Anda. Ketika Anda mulai sadar dengan segala pencarian Anda tersebut, yang akan terasa hanya kehampaan. Sebab, Anda sebenarnya belum siap melupakan si mantan. Satu-satunya orang yang perlu Anda kencani adalah diri Anda sendiri, untuk mengenali bagaimana perasaan Anda yang sebenarnya.
Mencoba melakukan pembicaraan terakhir
Kalau Anda menjadi pihak yang memutuskan hubungan, mungkin Anda tidak membutuhkan pembicaraan terakhir mengenai hubungan Anda. Tetapi bila Anda yang diputuskan, satu-satunya penutupan yang Anda butuhkan adalah kenyataan bahwa: ia tak mau lagi bersama Anda. Atau, ia sudah tak cinta pada Anda. Titik. Tak perlu lagi membombardirnya dengan SMS, e-mail, atau telepon, untuk menanyakan apa yang salah dengan hubungan Anda. Jika Anda merasa tidak melakukan sesuatu yang salah, mungkin memang Anda tidak ditakdirkan untuk bersama.
Berkeras mendapatkan jawaban dari mantan hanya akan menyebabkan dua penderitaan buat Anda:
1. Mungkin ia akan mengatakan bahwa sesuatu yang Anda lakukan telah mengganggunya, dan Anda meyakini bahwa hal tersebut adalah ketidaksempurnaan Anda. Padahal, sikap atau sifat Anda saja yang mungkin tidak cocok untuk pria seperti dirinya. Lebih kacau lagi bila Anda berpegang pada pendapat si mantan mengenai kepribadian Anda ketika Anda mencoba membangun relasi yang baru dengan pria lain.
2. Anda akan menjadi sangat kesal dan marah, sehingga membuat Anda meneror si mantan dengan telepon, SMS, dan e-mail, hanya untuk mendebatnya. Percaya tidak, hal itu hanya membuat Anda menjadi terkesan desperate.
Menyimpan bukti atau kenangan bersamanya
Ketika merasa tidak terima ketika diputuskan, perempuan sering berusaha mencari tahu alasan sebenarnya dengan mengintai status si mantan di Facebook atau Twitter. Anda berusaha mencari tahu apa yang sedang dilakukannya, siapa yang dikencaninya sekarang, atau bagaimana ia menghabiskan waktunya. Anda ingin memastikan bahwa si mantan masih ada. Sampai di sini, Anda masih aman, sebelum akhirnya akan mengalami kekecewaan yang luar biasa karena ia mengubah profilnya dengan "in relationship".
Sebelum Anda semakin sulit melupakannya, segeralah menghapus account-nya dari Facebook Anda, SMS-SMS mesra yang pernah ia kirimkan pada Anda, bahkan nomor ponselnya. Tindakan ini akan sangat menyakitkan pada awalnya, tetapi akan memudahkan Anda untuk membebaskan diri darinya. Hapus dirinya dari kehidupan Anda (bila ia memang tidak layak dipertahankan), agar Anda mampu melanjutkan kehidupan Anda.
Yang perlu Anda ketahui, putus cinta memang menyakitkan, dan Anda harus merasakan rasa sakit tersebut. Puaskan diri untuk melamun, menangis, atau tidak tidur semalaman. Seperti juga saat Anda mati-matian berolahraga untuk menurunkan berat badan, Anda harus merasakan sakitnya untuk menjadi lebih kuat. Percayalah, lambat laun rasa sakit itu akan memudar, dan akhirnya menghilang.
[source]