Saat pertama kali wanita berhubungan intim, maka selaput daranya akan robek. Biasanya, kaum hawa yang baru bersanggama juga mengalami rasa sakit dan perih. Apakah kondisi ini selalu dialami perawan?
Istilah keperawanan ditujukan untuk wanita yang memang belum pernah berhubungan intim sebelumnya. Keberadaan selaput dara yang utuh, sering kali dijadikan bukti fisik keperawanan.
Jika Anda penasaran mengenai selaput dara dan organ genital kaum hawa, maka Wendy Darvill dan Kelsey Powell dalam bukunya The Puberty Book bisa menjawabnya.
”Semasa gadis, jalan masuk vagina tertutup sebagian oleh selembar kulit yang amat tipis yang disebut selaput dara (himen). Pada masa remaja, vagina juga berkembang, dan selaput dara kemungkinan tertarik melebar atau dapat pula robek. Biasanya, ini dapat diakibatkan pada saat si gadis berolahraga, melakukan masturbasi, atau menggunakan tampon,” jelas Wendy Darvill dan Kelsey Powell.
Jika selaput dara tidak robek dalam usia pubertas, lubang kecil yang sudah ada sejak seorang wanita dilahirkan masih memungkinkan darah menstruasi mengalir.
Sedangkan alat kelamin wanita yang berada di luar disebut pukas (vulva atau mons veneris). Bagian atas pukas terdiri dari jaringan lemak yang menggunung, yang ditutupi oleh gunung rambuber (mons pubis).
Di bawahnya ada dua lipatan kulit yang disebut bibir luar (labia majora) dan bibir dalam (labia minoria). Bibir luar juga tertutup rambut sesudah masa pubertas. Jika kedua paha wanita dirapatkan, bibir luar akan saling merapat. Bibir dalam akan kelihatan bila kedua paha dibuka. Bibir dalam lebih tipis daripada bibir luar dan peka terhadap sentuhan. Kedua bibir ini basah, karena adanya suatu cairan pelicin yang diproduksi oleh kelenjar-kelenjar di bibir (labia) itu.
Sedangkan vagina sendiri adalah saluran yang dindingnya berotot dan panjangnya sekira 10 sentimeter, yang menuju ke rahim (uterus atau womb). Darah menstruasi keluar dari tubuh melalui vagina. Dinding vagina saling bersentuhan dan permukaannya berlipat-lipat.
Jika wanita menggunakan tampon saat menstruasi, otot inilah yang akan menahan tampon pada posisinya. Pada saat persalinan, vagina dapat meregang agar si bayi dapat keluar.
Kelenjar-kelenjar dalam vagina menghasilkan cairan yang menjaga kebersihan dan kelembapannya. Bila seorang wanita terangsang gairah seksualnya, saluran vagina dapat melebar, menjadi lebih panjang dan lebih basah.[exelroze.info]