Inilah Alasan Mengapa Orang Tifus Tidak Boleh Banyak Bergerak

Banyak orang menganggap penyakit tifus adalah penyakit yang biasa. Penderitanya bahkan tidak mau mengikuti saran dokter agar istirahat total. Kenapa orang tifus tidak boleh banyak bergerak?

Tifus merupakan penyakit peradangan pada usus yang disebabkan infeksi bakteri Salmonella typhi yang tertular lewat makanan dan minuman yang airnya terinfeksi bakteri. Kuman ini masuk melalui mulut dan menyebar ke lambung lalu ke usus halus. Bakteri ini memperbanyak diri di dalam usus.

http://healthmediconline.com/wp-content/uploads/2011/05/typhus.jpg

Pada minggu pertama, kuman dari tifus hanya bisa dilihat dari feses. Lalu pada minggu kedua baru bisa diketahui lewat darah karena infeksi yang ada di usus sudah masuk ke dalam pembuluh darah. Dan pada minggu ketiga diagnosis bisa terlihat positif di urin.

"Biasanya pada minggu pertama tidak ditemukan hasil positif pada darah, itu yang sering orang sebut dengan gejala tifus. Padahal sebenarnya ia sudah terkena tifus tapi karena kumannya belum masuk ke pembuluh darah maka hasil tes darahnya negatif," ujar dr Dante Saksono H SpPD, PhD.

Menurut dr Dante, banyak orang mengartikan sakit tifus awalnya sebagai gejala tifus padahal itu tidak tepat. Orang yang baru gejala tifus sebenarnya sudah terkena penyakit tifus hanya stadiumnya saja yang berbeda. Menurutnya yang benar adalah bukan penyakit gejala tifus tapi tetap penyakit tifus hanya stadiumnya saja yang berbeda.

http://3.bp.blogspot.com/_doS27M9IDJs/Sf3H27vgR8I/AAAAAAAAAMo/RJ-3Fzkf90E/s400/salmonella.jpg

Umumnya dalam mendiagnosis penyakit tifus dilakukan pemeriksaan tes darah untuk melihat apakah ada antibodi yang dihasilkan oleh tubuh dari bakteri Salmonella typhi yang menyebabkan penyakit tifus. Jika kuman tersebut sudah masuk ke dalam pembuluh darah, maka hasil tes darahnya akan positif.

Selain itu yang menjadi ciri paling khas dari tifus adalah melihat jumlah leukositnya (sel darah putih). Umumnya jika suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri akan menyebabkan jumlah leukositnya meningkat, tapi tidak begitu pada penyakit tifus.

"Jika infeksinya diakibatkan oleh bakteri Salmonella, maka jumlah leukositnya akan menurun. Sedangkan untuk jumlah trombosit tidak bisa dijadikan patokan," ungkap dokter yang berpraktek di RSCM dan mengajar di FKUI ini.


Gejala yang biasa muncul dari penyakit tifus adalah badan panas atau demam selama beberapa hari terutama siang dan malam, rasa sakit di perut bagian kiri, lidah bagian tengah berwarna putih tapi pinggirnya merah serta terjadi perubahan pola buang air besar (BAB).

dr Dante menuturkan jika seseorang sudah didiganosis positif terkena tifus, maka penanganannya adalah dengan mengonsumsi antibiotik yang tepat serta banyak istirahat di tempat tidur dan mengonsumsi air putih.

Kenapa perlu istirahat yang cukup di tempat tidur?
Penyembuhan penyakit tifus ini adalah untuk menghilangkan bakteri yang masuk di tubuh. Karena itu penderita harus istirahat total dan tidak banyak bergerak agar panas badan cepat turun.

Jika banyak bergerak bisa membuat suhu badan naik dan kuman akan terus berkembang biak masuk ke dalam darah. Banyak bergerak juga tidak baik karena orang dengan tifus sedang mengalami masalah ususnya yang sedang ringkih yang bisa makin sakit jika banyak gerak.

"Orang dengan sakit tifus boleh makan seperti biasa dan tidak harus makan yang lembek-lembek. Yang terpenting jangan terlalu banyak mengonsumsi sayuran berserat," ujar dr Dante.

dr Dante menjelaskan hal ini karena sayuran berserat sulit dicerna oleh usus, sedangkan pada saat orang terkena tifus maka ususnya sedang luka akibat infeksi sehingga pasien harus mengurangi makanan yang sulit dicerna.

Sakit Tifus Tak Harus Makan Bubur
Jakarta, Selama ini sakit tifus identik sekali dengan mengonsumsi bubur dan makanan yang lembek lainnya. Tapi ternyata orang yang terkena sakit tifus tak harus makan bubur dan bisa mengonsumsi makanan seperti biasa.
img
Umumnya orang dengan sakit tifus akan diberi bubur saring, lalu meningkat menjadi bubur kasar hingga akhirnya ia diberikan nasi sesuai dengan kondisi pasien. Tapi terkadang pasien yang sakit tidak menyukai bubur karena tidak sesuai dengan seleranya sehingga ia hanya akan makan sedikit, badannya lemas dan membuat masa penyembuhannya semakin lama.

"Orang dengan sakit tifus boleh makan seperti biasa atau nasi dan tidak harus makan yang lembek-lembek. Yang terpenting jangan terlalu banyak mengonsumsi sayuran berserat," ujar dr Dante Saksono H SpPD, PhD saat dihubungi detikHealth, Jumat (27/5/2011).

dr Dante menjelaskan hal ini karena sayuran berserat sulit dicerna oleh usus, sedangkan pada saat orang terkena tifus maka ususnya sedang luka akibat infeksi sehingga pasien harus mengurangi makanan yang sulit dicerna.

"Misalnya saja ketika seseorang makan kangkung, kadang kangkung tersebut bisa terlihat di kotorannya. Hal ini karena kangkung tersebut sulit untuk dicerna," ungkap dr Dante.

Sedangkan untuk pengobatannya, pasien tifus akan diberikan antibiotik untuk mengobati infeksinya, serta disarankan untuk perbanyak istirahat dan mengonsumsi air putih yang cukup agar proses penyembuhannya cepat.

Tifus disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi yang berasal dari makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi bakteri tersebut dari kotoran orang yang sebelumnya terkena tifus. Karenanya penyakit ini bisa menular, untuk itu bagi orang yang terkena tifus kalau habis BAB (buang air besar) harus mencuci tangan hingga bersih.

Penyakit ini umumnya tidak mengenal usia atau status seseorang, siapapun bisa terkena penyakit tifus. dr Dante menuturkan umumnya setiap orang pasti pernah terkena tifus, tapi beberapa orang kalau strainnya berbeda bisa tidak menunjukkan gejala dan kadang seseorang sudah membangun antibodi secara alami di dalam tubuhnya.

dr Dante menyarankan untuk mencegah terkena penyakit tifus yang terpenting adalah menjaga kebersihan atau higienitas, membiasakan diri untuk selalu cuci tangan, memilih makanan dengan benar, membiasakan diri mengonsumsi makanan hangat (karena bisa membantu mematikan bakteri).

"Jika higienitas (kebersihan) seseorang bagus maka dia bisa menurunkan risiko infeksi," ujar dokter yang juga anggota Persatuan Dokter Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI).

sumber:
health.detik.com
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...