[cerita konyol] copas diem2 dari blog orang

Lima Menit Saja
Seorang isteri berkata kepada suaminya, ”Mas, saya mau keluar sebentar ke rumah tetangga sebelah, nggak lama-lama kok, cuma lima menit aja, ya Mas! Tolong Mas jaga masakan di dapur, kompornya masih menyala. Jangan lupa dibalik-balik tiap setengah jam agar tidak gosong!”
————————-
Saya Masih di Kantor
Suami : “Kalau temanku Kamal menelepon, tolong katakan kepadanya bahwa saya masih di kantor.”
Isteri : “Kalau dia tidak menelepon, apa yang harus aku katakan kepadanya?”
—————————–
Menerobos Lampu Merah
Seorang pengendara sepeda motor menerobos lampu merah di sebuah perempatan, maka seorang polisi yang melihat kejadian tersebut segera mengejarnya dan memerintahkannya untuk berhenti.
Polisi : Tidakkah anda melihat lampu merah di perempatan tadi ?
Pengendara : Ya, saya melihatnya.
Polisi : Lalu, kenapa Anda tidak berhenti ?
Pengendara : Karena saya tidak melihat Anda.
—————————–
Beli Dengan Kredit
A : Kenapa suara radio ini terputus-putus?
B : Karena pemiliknya membelinya secara kredit
—————————
Kami Akan Memaafkanmu
Seorang hakim di pengadilan membacakan hasil keputusan sidang terhadap kasus kriminal yang dilakukan oleh seorang tersangka yang usianya sudah separuh baya.
Hakim : “Pengadilan memutuskan bahwa tersangka berhak mendapatkan hukuman selama dua puluh tahun penjara.”
Tersangka : “Tapi Pak Hakim, Saya sudah tua. Saya tidak dapat menjamin bahwa saya masih bisa hidup selama itu.”
Hakim : “Tidak usah gelisah, kalau Anda mati ketika menjalani masa hukuman, maka Kami akan memaafkan Anda.”
————————
Apa yang Kamu Kenal ?
Seorang pemuda sedang berusaha untuk mencari pekerjaan. Suatu hari, ia masuk ke sebuah perusahaan terkenal dan bergegas menemui sekretaris umum perusahaan tersebut.
Sekretaris : Orang yang bekerja di perusahaan ini harus mengenal paling sedikit dua bahasa asing. Anda mengenal Bahasa Arab ?
Pemuda : Tidak.
Sekretaris : Bahasa Inggris ?
Pemuda : Tidak.
Sekretaris : Bahasa Mandarin ?
Pemuda : Tidak.
Sekretaris : Bahasa Prancis ?
Pemuda : Tidak.
Sekretaris : Bahasa Jepang ?
Pemuda : Tidak.
Sekretaris : Kalau begitu, apa yang anda kenal ?
Pemuda : Saya kenal direktur perusahaan ini.
—————-
Kegelisahan Pertama
A : Saya berani membayar lima puluh juta rupiah bagi siapa saja yang bisa mengobati kegelisahan-kegelisahan yang sedang saya rasakan saat ini.
B : Dari mana Anda mendapatkan uang sebanyak itu ?
A : Itulah kegelisahan pertamaku yang harus dia obati.
—————–
Satu Kilogram Apel
Seorang Ibu berkata kepada seorang penjual buah-buahan dengan nada kesal, “Saya menyuruh anak saya yang paling kecil untuk membeli satu kilogram apel, tapi kenapa Anda hanya memberinya setengah kilogram ?”
Penjual buah menjawab, “Apakah Ibu sudah menimbang berat badan anak Ibu, sebelum membeli apel dan sesudahnya ?”
——————–
Mobil dan Pencuri Motor
Polisi : Mengapa Anda mencuri sepeda motor milik Fulan ?
Pencuri : Karena saya tidak bisa mengemudikan mobil.
——————–
Baru Pertama Kali
Seorang dokter muda masuk ke dalam ruang operasi di salah satu rumah sakit. Di ruangan tersebut, ia mendapati seorang pasien berwajah pucat karena takut dioperasi.
Dokter : Apa yang sedang Anda rasakan ?
Pasien : Saya merasa sangat takut, Dok.
Dokter : Apa yang Anda rasakan saat ini, sama dengan apa yang sedang saya rasakan. Kita sama-sama baru masuk ke ruangan ini untuk yang pertama kalinya !
——————-
Jadi Pelajaran di Masa yang Akan Datang
Seorang terpidana mati ditanya oleh petugas pelaksana eksekusi, “Apa keinginan terakhir Anda?”. Sang terpidana menjawab, “Saya hanya berharap agar hukuman ini bisa menjadi pelajaran bagi saya dan bisa membuat saya kapok dari melakukan kejahatan lagi di masa yang akan datang.”
———————-
Ayam Hitam Lebih Pintar dari Ayam Putih
Anak 1 : “Aku telah mengamati ayam-ayam ini sejak beberapa bulan yang lalu. Aku punya kesimpulan, ayam hitam ternyata lebih pintar dari ayam putih.”
Anak 2 : “Apa buktinya ?”
Anak 1 : “Ayam hitam mampu menghasilkan telur putih, tetapi ayam putih tidak bisa menghasilkan telur hitam.”
——————
Baca Buku di Pinggir Kolam
A : “Kenapa Anda memilih pinggir kolam ini sebagai tempat Anda membaca ?”
B : “Agar saya bisa dengan mudah membasahi jari ketika saya ingin membalik halaman buku yang saya baca.”
sumber: www.alsofwah.or.id
============================================
Mutasi
Suatu hari Khalifah Al-Ma’mun didatangi serombongan warga yang bermaksud mengadukan gubernur mereka.
“Kalian jangan macam-macam kepadanya. Aku tahu persis beliau gubernur yang baik dan berlaku adil pada kalian,” kata Khalifah.
Sesepuh warga yang ditunjuk sebagai pemimpin maju ke depan dan berkata, “Amirul mukminin, apa artinya kecintaan ini bagi kami jika tidak dinikmati juga oleh rakyat yang lain? Selama lima tahun ia telah memimpin kami dengan baik dan adil. Karena itu, mutasikan ke wilayah lain agar keadilannya bisa dinikmati secara merata oleh seluruh rakyat.”
Mendengar itu Khalifah tertawa sambil meninggalkan mereka.
Sumber: Jam’u Al-Jawahir fi Al-Mulhi wa An-Nawadir, Al-Hushri
========================================================
Senjata Makan Tuan
Di Sajastan, wilayah Asia tengah, antara Iran dan Afganistan, hidup seorang ulama ahli bahasa yang amat terkenal. Suatu hari ia menasehati putranya: “Kalau kamu hendak membicarakan sesuatu, pakai dahulu otakmu. Pikirkan dengan matang; setelah itu, baru katakan dengan kalimat yang baik dan benar.”
Pada suatu hari di musim hujan, keduanya sedang duduk-duduk santai di dekat api unggun di rumahnya. Tiba-tiba sepercik api mengenai jubah tenunan dari sutera yang dikenakan sang ayah. Peristiwa itu dilihat putranya, namun ia diam saja. Setelah berpikir beberapa saat barulah ia membuka mulut, “Ayah, aku ingin mengatakan sesuatu, bolehkah?,” tanyanya. “Kalau menyangkut kebenaran katakan saja,” jawab sang ayah.
“Ini memang menyangkut kebenaran,” jawabnya. “Silakan,” kata sang ayah. Ia berkata, “Aku melihat benda panas berwarna merah.” “Benda apa itu?,” tanya sang ayah. “Sepercik api mengenai jubah ayah,” jawabnya.
Seketika itu sang ayah melihat jubah yang sebagian sudah hangus terbakar. “Kenapa tidak segera kamu beritahukan kepadaku?,” kata sang ayah. “Aku harus berikir dahulu sebelum mengatakannya, seperti apa yang anda nasihatkan kepadaku tempo hari,” jawab putranya dengan lugu.
Sejak itu ia berjanji akan lebih berhati-hati dalam memberikan nasihat pada putranya. Ia tidak ingin peristiwa pahit seperti itu terulang lagi.
Sumber: Nafhu Al-Thayib, Al-Muqri Al-Til
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...